first world

I am in a my world

The Trusted Man

Muhammad SAW setelah 25 tahun dari kenabiaannya, Beliau bersama para sahabatnya telah menguasai 22 negara dari negara-negara yang ada kala waktu itu. Bahkan 30 tahun setelah kenabiannya, telah terkumandangkan Laa ilaaha illallah, Muhammadar Rasulullah sampai ke tanah Cordova, Tazakistan, dan kawasan Sungai Indus. Itulah prestasi agung dari seseorang yang terpilih dan semenjak kecil sudah dipersiapkan dan dibentuk menjadi Super Leader. Rasulullah terlahir yatim, tanpa sambutan peluk cium dari sang Ayah, Abdullah dan tak lama setelah itu, Ibunya, Aminah pun meninggal. Setelah dalam asuhan dalam kurun waktu yang tidak lama sang kakek, Abdul Muthalib pun wafat. Kepergian yang memilukan ini agar Beliau sanggup menanggung kehidupan dengan segala ujiannya, tumbuh sebagai pribadi yang kuat, dan sebagai persiapan untuk membawa tugas memberikan petunjuk kepada Semesta Alam. Rasulullah tumbuh di perkampungan pedalaman Bani Sa’ad sehingga lebih terjamin pertumbuhannya dan penggunaan bahasa akan lebih fasih. Terbukti, tidak ada orang yang lebih fasih, lancar, dan piawai berbicara di depan umum. Apabila Beliau naik ke atas mimbar, kata-kata yang disampaikannya meresap ke dalam hati dan mendorong pendengaran untuk menitikkan air mata. Itulah Muhammad SAW. Para pakar pendidikan mengatakan bahwa anak yang dididik di kota mayoritas kurang tajam nalarnya dan kurang kuat tekadnya. Orang-orang besar di dunia, dunia Barat sekalipun, semuanya berasal dari pedesaan. Kehidupan di kota memasung potensi manusia, kecuali orang-orang yang mendapat rahmat dari Alloh. Saat dalam buaian sang kakek yang juga Pemimpin Quraisy terhormat dan pemegang kunci Ka’bah waktu itu, Muhammad kecil sudah belajar ilmu strategis politik dan kenegaraan. Dalam kurun waktu dua tahun, sang kakek selalu dekat dengan cucunya dan penuh kasih, sebab ia melihat tanda-tanda bahwa cucunya itu kelak akan menoreh prestasi agung.

2 Comments »

Dia, Ibuku

Abu Hurairah, may Allah be pleased with him, reported: A person came to Allah’s Messenger (may peace be upon him) and said: “Who among the people is most deserving my companionship (of a kind treatment from me?),” He said: “Your mother.” He, again, said: “Then who (is the next one)?” He said: “It is your mother (who deserves the best treatment from you).” He said: “Then who (is the next one)?” He (the Holy Prophet) said: “It is your mother.” He (again) said: “Then who?” Thereupon he (The Prophet (peace be upon him)) said: “It is your father.” (Hadist shahih Muslim: 4621)

Cinta adalah sebab yang membuat Lily Evans berani mengorbankan nyawanya demi melindungi Harry Potter dari ancaman avada kedavra Lord Voldemort. Disini tidak akan mengulas kisah perjuangan melawan kegelapan, namun akan menyoroti bagaimana seorang ibu telah berperan kepada anaknya. Karena Ibu tidak hanya sekadar bertugas secara biologis, mengandung, melahirkan, dan menyusui saja. Perempuan yang hebat, karena dari rahim Ibu itu keluar dan tumbuhlah banyak Leader tataran dunia.

Leave a comment »

If I were Boy

Aku sadar ketika bungsu adalah urutanku di keluarga. Terakhir yang diharapkan, bisa berjenis kelamin laki-laki.

Asa.

Ima sudah terlebih dahulu delapan tahun telah berdetak jantungnya, dan disusul Ayuk. Mereka kakakku, lebih tepatnya kakak perempuanku.

Jadi wajar saja, Abah Ibu masih mengharapkan seorang gentleman tumbuh dan mengacak-acak rumah. Tak asal bicara, menjelang kelahiranku, Abah sudah membelikan dua ekor kambing untuk Aqiqah. Berjumlah dua ekor untuk bayi laki-laki, seharusnya. Sisa satu ekornya entah buat apa aku juga tidak tahu, mungkin buat idul qurban yah? Bisa dimaklumi, masih di kisaran Hari Tasyriq (11 Dzulhijjah 1411 H) kelahiranku.

Ternyata asa itu masih menguar jelas di atap-atap.

Layaknya sebuah roda, berputar membuat suatu titik ordinat berada di atas dan di bawah. Kedudukan duniawi Abah berubah. Ketika kondisi berkata aku adalah anak terakhir yang secara langka mendapat kesempatan lebih mengecap bangku kuliah, semua asa disandarkan pada pundakku, akulah yang diharapkan menggantikan posisi Abahku ketika senja, oleh Karena itu aku harus menyeruak ke depan di dunia para lelaki. Sesak rasanya, perempuan cengeng harus berkompetisi ala kapitalis di panggung dunia.

Dua sisi mata uang yang tak dapat dipisah, itu nasibku. Aku tak ingin mencampakkan asa mereka, namun aku juga tak ingin kehilangan citaku. Andai aku laki-laki. Andai aku bukan akhwat. Andai aku mempunyai jakun di tenggorokan ini. Aku pasti bisa mewujudkan asa mereka yang kucintai dan meraih bintang citaku di langit.

Mengapa kodrat laki-laki memunguti nafkah? Lalu mengapa pula aku harus hidup di zaman kapitalis ini?

Maafkan aku Tuhan. Bukannya ku tidak tahu berterima kasih atas semua rachim-Mu. Ampuni aku. Aku masih mencari keteguhan hati di jalanMu.

Aku yakin Kau selalu ada untukku, maka aku selalu dijalanMu. Insya Allah.

Alhamdulilah- Alhamdulilah- Alhamdulilah- Alhamdulilah- Alhamdulilah- Subhanallah.

Tolong, aku hanya perempuan kecil yang bertarung untuk kebaikan, tapi belum di jalan kodratku. Karena yang kutahu, perempuan lah yang menyulap bayi kecil menjadi Pemimpin Negeri dibalik ruang-ruang cinta. Lalu, kenapa aku memiliki kewajiban moril menelusuri jalan lelaki? Rasanya ingin kubunuh para pengobar sekulerisme itu. Sayang mereka sudah ditikam oleh waktu.

Gender. Makhluk diciptakan dengan saling berpasang-pasangan.

Logika, non-emosional dominasi, kekuatan, kesempatan yang dimiliki Laki-laki.

Perasaan, emosional dominasi, kelembutan, kepekaan yang dimiliki Perempuan.

Kombinasi indah bila menyatu. Namun belum bisa kulabuhkan lima tahun ini.

Aku sedih ketika harus mencari nafkah selepas kuliah.

Aku sedih ketika harus menunda pencetakan generasi harapan demi segepok kertas hijau namun barakah dan halal. Amin.

Memoriku menari berkelabat dengan seorang laki-laki. Aku menangisinya. Aku ingin menemuinya, hati bergemuruh mengingatnya. Aku menebak-nebak parasnya. Aku merasakan cinta latennya untukku. Untuk kita semua. Hanya dia manusia sempurna. Memori ini yang membuatku bertahan. Demi bercakap-cakap dengannya di pelataran Telaga Kautsar. Aku rela. Aku berjuang yang terbaik untuk membalas pengorbanan. Dia menyeruku untuk merawat kedua orang tuaku. Aku rela. Ini perjuanganku.

Aku akan kutempuh jalan penuh duri itu.

Biar saja aku memendaki empat puluh meter menara-menara industri.

Biarkan aku lima tahun ini berperan dengan segala multitask-ku.

Biarkan aku menjelma sebagai gentleman berbalut hijab.

Biarkan aku ikut berperang melawan kedzaliman.

Biarkan aku ikut menenteng senjata.

Biarkan aku ikut mengudeta penjajah-penjajah itu.

Itu kondisi yang memaksaku.

Itu peran yang sanggup kupahami.

Maafkan aku, anakku.

Bukannya aku tidak paham nilai strategis seorang mar’atus sholihah. Aku paham sekali. Namun aku, harus menunaikan posisi birul walidain-ku dulu. Teruntuk mereka yang sepenuh hati menuangkan jiwa mereka ke dalam bagian terdalam tulang-tulangku. Karena kutahu, kepatuhanku akan tergantikan jika aku mengganti status. Sedikit sekali waktu-ku untuk mereka. Ini waktunya aku mencurahkan peluh untuk mereka.

Ijinkan saya menjadi seseorang yang penuh dengan kekuatan setelah kesempatan itu datang, lalu akan kugunakan logika-logika itu dengan menekan emosional dominasiku.

Aku tak berdaya. Tidak Tanpa Nama Tuhanku Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.

6 Comments »

Emak

Abu Hurairah, may Allah be pleased with him, reported: A person came to Allah’s Messenger (may peace be upon him) and said: “Who among the people is most deserving my companionship (of a kind treatment from me?),” He said: “Your mother.” He, again, said: “Then who (is the next one)?” He said: “It is your mother (who deserves the best treatment from you).” He said: “Then who (is the next one)?” He (the Holy Prophet) said: “It is your mother.” He (again) said: “Then who?” Thereupon he (The Prophet (peace be upon him)) said: “It is your father.” (Hadist shahih Muslim: 4621)

Leave a comment »

Kian Dekat Saja

Terlontar  tanya mengapa aku dihidupkan di zaman sekuler ini. Sesak rasanya. Kenapa tidak dilahirkan di zamannya Rasulullah atau  ketika kekhalifahan jaya seirama dengan manhaj kenabian. Mengapa harus di zaman korupsi membudaya, israel merajalela, dan para pemuda sakit parah.

Fase keempat, fase sekuler, yang pernah disabdakan oleh Rasul mulia sedang kuhitungi detik-detiknya. Aku menuntut jawaban.

Andai jika aku dilahirkan di zaman Rasulullah, apakah aku bisa menjamin aku adalah bagian penegak syiar Islam, atau sebaliknya, orang-orang musyrik. Naudzubillah. Bisa jadi malah belum tersentuh sinar agungnya.

Atau kenapa aku tidak dilahirkan di zaman fase kelima saat kekhalifahan Islam kembali ke buaian manhaj nubuwwah. Bisa jadi dengan aku tidak mampu menyesuaikan kondisi zaman itu, hanya menjadi beban. Intinya, aku sudah diciptakan dengan peran dan posisi yang tepat di zaman fase keempat ini. Buruk juga, jika dengan kemampuanku sekarang aku ditakdirkan hidup di zaman nubuwwah, justru karena terlalu canggihnya diriku, potensiku akan mati, akibat terlalu jauh dipahami kepesatannya.

Disinilah aku ada.

Orang istimewa yang tidak berjumpa dengan Nabi, tapi rasa cintanya yang begitu dalam. Meyakini ajaran yang dibawanya.

Selain itu, bukannya setiap satu abad akan datang pembaharu ajaran Islam, setelah Hasan Al Banna, Sayid Quthb, dkk. Sehingga masih bisa kugantung asaku untuk berjuang dengan mereka,Pembaharu Abad 21, dan hidup di zaman fase kelima walaupun cuma sebentar, menjadi saksi sejarah, manusia abad 21.

Tak penting. Yang terpenting aku bisa meminum air di telaga surganya.

Leave a comment »

Kitab al-Munqidz min adh-Dhalal #1

Kegelisahan Al-Ghazali

Sebuah Otobiografi Intelektual

Karya ini ditulis sekitar lima tahun sebelum kematian Al-Ghazali (504 H/1111M), setelah mengajar di Perguruan Maimunah Nizhamiyyah di Naisabur, menyusul periode panjang ‘uzlah dalam kehidupan berdisiplin diri dan praktik-praktik sufisme.

Al-ghazali amat tekun memperdalam berbagai ilmu: logika, kalam, dll. Dan beliau pindah ke Baghdad, kota pusat kebudayaan Islam pada masa itu. Disana beliau mengajar, namanya mulai termasyhur dan mendapat perhatian dari pemerintah Dinasti Sultan Saljuk dan menjadi pejabat tinggi. Sehingga telah mempengaruhi jiwanya untuk cinta kepada kebendaan, mengharap kehormatan, kemewahan dan harta benda. Tetapi pengaruh yang demikian itu tidak lama mnyelinap pada dirinya, karena timbul pergolakan-pergolakan dalam batinnya, pergolakan dan pertentangan antara “ilmu” dan “amal”. Semua suara batin yang mengajak kepada kebendaan itu dapat dikalahkan. Tetapi pergolakan-pergolakan di dalam batinnya itu menyebabkan beliau jatuh sakit. Seorang dokter yang hendak menolongnya mengatakan bahwa penyakitnya sukar disembuhkan karena penyakitnya itu bukan berasal dari “luar” tidak akan dapat membawa manfaat baginya.(bersambung)

Leave a comment »

The Leader Generations

Walaupun satu keluarga kami tak saling mengenal

Himpunlah daun-daun yang berhamburan ini

Hidupkan lagi ajaran saling mencintai

Ajari lagi kami berkhidmat seperti dulu

(Sir Muhammad Iqbal)

Saat ini Indonesia merindukan suri tauladan leadership yang menyakini bahwa jabatan adalah tanggung jawab akhirat dan bukan kemegahan serta peluang untuk menambah kekayaan atau kepentingan semata dengan apapun caranya. Pemimpin yang mewariskan inspirasi dan wisdom tentang banyak hal untuk dapat ditumbuhkembangkan sejalan dengan dimensi waktu dan radius. Pemimpin yang mampu menyatukan insan-insan untuk bekerjasama memajukan bangsa.

Kesuksesan memimpin sebuah komunitas masyarakat tidak dapat terjadi begitu saja tanpa memiliki kemampuan dan memimpin diri sendiri (self leadership), tidak akan lengkap tanpa memiliki kompetensi yang satu ini. Ada sebuah ungkapan mengatakan, “Anda tidak akan mampu memimpin orang lain jika Anda tidak mampu memimpin diri sendiri.”

Muhammad SAW mengingatkan akan perlunya kompetensi penguasaan terhadap diri ssendiri. Ketika pulang dari perang Badar Al-Kubra, beliau berkata kepada para sahabat, “Kita pulang dari perang yang lebih kecil menuju perang yang lebih besar.” Para sahabat saling berpandangan dan bertanya-tanya, “Bukankah perang yang baru dilalui adalah perang yang besar?” Salah seorang sahabat bertanya, “Apa perang yang lebih besar itu, wahai Rasulullah?” “Perang melawan hawa nafsu.” Peperangan melawan hawa nafsu merupakan peperangan melawan diri sendiri. Artinya, peperangan yang paling besar adalah peperangan melawan diri sendiri.

Self leadership pada intinya adalah kemampuan diri dalam mengendalikan hawa nafsu. Seorang bijak berkata, “Setiap musuh yang Anda perlakukan dengan sopan akan menjadi kawan, kecuali nafsu. Semakin lunak Anda padanya, ia akan menjadi semakin melawan.” Pilihannya ada dua, Anda yang memimpin nafsu Anda sendiri atau nafsu itu yang akan memimpin keseluruhannya diri Anda? Kalau Anda sudah dikuasai nafsu, maka tidak ada yang dapat mengendalikannyaa selain diri Anda sendiri. Kesuksesan hidup tergantung pada seni kemampuan mengoordinasikan niat, pikiran, dan tindakan agar nafsu yang telah dianugerahkan Tuhan dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Itulah self leadership yang ditegaskan dalam sabda Muhammad SAW, “Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanya dengan kepemimpinannya.” Hal ini berarti bahwa setiap orang pada dasarnya adalah pemimpin dan kepemimpinan yang dipunyai oleh setiap orang adalah kepemimpinan terhadap diri sendiri. Jika semua orang dalam suatu organisasi berhasil memimpin diri mereka sendiri masing-masing, maka organisasi itu juga akan berhasil dengan sendirinya.

Selain itu, di kesempatan Muhammad SAW bersabda, “Orang yang hebat itu bukanlah yang paling cepat serangannya. Melainkan, orang yang hebat itu adalah orang yang mampu mengalahkan nafsunya ketika sedang marah.” Marah merupakan salah satu cirri orang yang tidak mampu mengendalikan dan memimpin dirinya sendiri. Ketika sedang marah, ia sudah kehilangan control terhadap dirina sendiri dan orang lain.

Generasi pemimpin adalah orang-orang berkebiasaan proaktif dan kreatif yang mampu mengenali (recognizing), menemukan (discovering), dan mengidentifikasi diri yang sesungguhnya. Bukan bersifat reaktif yang hanya mengidentifikasikan diri dengan ego atau emosi yang sempit, untungnya dapat diatasi dengan melakukan outer journey agar dapat mengalami rasa menjauh (sense of distancing), terlepas dari emosi dan memposisikan kesadaran lebih dalam batin (inner space) yang merupakan “diri yang proaktif dan aktif.” Misalnya dalam ajaran agama Islam, dapat dilakukan dengan dzikir, puasa, dan shalat untuk menemukan diri seutuhnya, atau dalam bentuk meditasi atau yoga.

Leader harus memiliki empat fungsi kepemimpinan, yakni perintis (pathfinding),penyelaras (aligning),pemberdaya (empowering), dan panutan (modeling).

Pathfinding function, mengungkap bagaimana upaya pemimpin yang ideal memahami dan memenuhi kebutuhan stakeholdernya, visi misi, dan nilai yang dianutnya.

Aligning function, berkaitan dengan bagaimana menyelaraskan dan menyinergiskan keseluruhan sistem untuk mencapai visi yang telah digariskan.

Empowering function, berhubungan dengan upaya menumbuhkan lingkungan agar setiap orang dalam organisasi mampu melakukan delegasi tanggung jawab yang terbaik dan selalu mempunyai komitmen yang kuat.

Modeling function, mengungkap bagaimana pemimpin dapat menjadi panutan bagi anggotanya. Bagaimana dia bertanggung jawab atas tutur kata, sikap, perilaku,dan keputusan-keputusan yang diambilnya. Sejauh mana ia melakukan apa yang dikatakannya. Sejarah langit dan bumi menuliskan bahwa Muhammad SAW adalah pemimpin terhebat dan menjadi teladan leadership bagi para pemimpin dan penakluk dunia dari generasi ke generasi.

Philosopher, orator, apostic, legistor, warrior, conqueror of ideas, restorer of rational dogmas, of  a cult without image, the founder of twenty terrestrial empires and of one spiritual empire, that is Muhammad. As regards all the standards by which Human Greatness may be measured, we may well ask, is there any man greater than He?

(Lamartine, Histoire De La Turquie, Paris, 1854, Vol. II, pp 276-277)

Sumber:

The Super Leader Super Manager, M. Syafi’I Antonio

Dari Gerakan ke Negara, Anis Matta

By: Siti Musabikha_Teknik Kimia_2008_s.musabikha@gmail.com

Leave a comment »

Crusader

Abad XI

Diatasnamakan perang suci umat nasrani untuk merebut kembali apa yang Orang Arab telah ubah, namun kenyataannya hanya suatu perang perebutan daerah dan  kuasa. Mayat dan darah tumpah ruah melimpah dimulai dari dampak pidato Paus Urbanus II, pendeta yang pernah diperlakukan dengan tidak hormat oleh sekelompok dari Bani Saljuk dan mengobarkan semangat dendamnya ke seantero Eropa. Tujuan pasukan salibis adalah Yerussalem, kota para Nabi, tempat Isa Al-Masih dilahirkan.

Leave a comment »

Pemimpin

Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Al An’aam 165.
Leave a comment »

Hello world!

Welcome to WordPress.com. After you read this, you should delete and write your own post, with a new title above. Or hit Add New on the left (of the admin dashboard) to start a fresh post.

Here are some suggestions for your first post.

  1. You can find new ideas for what to blog about by reading the Daily Post.
  2. Add PressThis to your browser. It creates a new blog post for you about any interesting  page you read on the web.
  3. Make some changes to this page, and then hit preview on the right. You can always preview any post or edit it before you share it to the world.
1 Comment »