Bandung, here I am.
Sebuah sensasi semangat menyeruak dalam dada ketika tahu. Tahu akan International Muslim Student Summit 2012 akan digelar. Senang? Tentu, iya. Serasa ini acara saya. Padahal raga ini di kota Surabaya.
Perjalanan menuju Bandung bukan bermula dari Surabaya, kota perjuanganku, namun berawal dari Jogja.
Hampir tengah malam, akhirnya rombongan ITS pulang dari Gedung Sportorium UMY masih dengan berusaha melapang-lapangkan dada, setelah kalah telak dari UB di ajang PIMNAS, 9-13 Juli. Malam yang magis, mengajari kekalahan sebelum kemenangan datang. Itu terbukti, esoknya empat bis akan segera kembali ke peraduan Surabaya (tanpa sebentar pun ke Malioboro atau Borobudur), hehe.
Kurang lebih tujuh orang yang memilih duduk di lobi hotel. “Ga ikut ke Surabaya?” “Ndak mas, mau ke Bandung?” “oh, mau ikut FSNAS itu ya..” cukup dijawab dengan senyum.
Oh, sebenarnya empat diantaranya hendak ke Jakarta, pelatihan PPSDMS, sisa tiga memang ke Bandung untuk IMSS 2012-FSLDKN XVI. Ini hidupku, dan anehnya, selalu saja hanya menjadi yang tercantik, tidak di laboratorium, tidak di rombongan sisa ini. Hanya saya yang akhwat (dan untungnya saya senior).
“Wah, mbak sendirian, ga ada akhwat yang lain.” “Ah, sudah biasa koq, anggap aja aku ikhwan.” Akhirnya aku memisah dari ikhwan lainnya, serasa dunia ini masih lama sekali datang hari kiamatnya.
Rencana perjalanan menuju Bandung, akan bergabung dengan puskomda Jogja, dan itu masih nanti nanti malam. What should I do for the next nine hours in hotel (with those guys)?
Dan diputuskan akhirnya, kami transit ke hotel kecil bersama teman lain yang belum pulang, dan masih saja akhwat sendirian. Kasian, kasian, kasian.
Masih delapan jam lagi, ya sudah dengan galau hati, buka laptop dan mengerjakan ulang paper untuk International Conference IMSS 2012, dan akhirnya pun tertidur juga. Setelah sadar kembali, iseng buka facebook.com dan mendapatkan inspirasi keluar menuju lantai 5 hotel.
Subhannallah. Enjoy the views at 4-6 pm. Lantai 5 hotel telah disulap menjadi cafe dengan kolam renang kecil. Lihatlah sisi barat, matahari sedang turun ke peraduan, lalu kupandangi sisi timur nun jauh disana surabaya, kota dengan seribu satu scenes yang telah dan harus akan dihadapi, hati ini bergemuruh merindukannya. Terlihat jalanan Jogja, ah sama macetnya seperti di Surabaya. Palingkan ke sisi selatan, jajaran gunung kidul dengan Pantai Parangtritisnya (ya walaupun ga keliatan lautnya), waaahh… sisi utara dengan gagahnya Gunung Merapi dengan awan-awan yang menyelubungi kekokohannya. Sejenak, decak kagum atas indah ciptaan Rabb mampu menyesap menggantikan kelelahan raga.
gunung merapi malu di balik awan
gunung kidul
Isya selesai ditunaikan, dan entah mengapa, berkali si mbak resepsionis telepon ke armada taxi, jawabannya sama. “Maaf, penuh semua.” Waduh, gawat. Ini sudah hampir jam tujuh, belum waktu perjalanan ke UNY untuk bergabung dengan rombongan puskomda Jogja.
Dik Fauzan stand by di pinggir jalan kalo-kalo ada taksi lewat. Percuma mengharapkan dan menunggu tanpa melakukan apapun, buka laptop plus online, cari armada taksi Jogja. “Dik Rizki, ada pulsa telepon? Telepon ini dunk.” Alhamdulillah dapat, setelah mencoba tiga armada. Hahaha, belum sampai Bandung saja sudah rempong. Oh, gini ya Jogja, Oh gini ya UGM, hahaha, efek pimnas yg hanya rute hotel-UMY-hotel. Masih bagusan (dan ruwetan) Surabaya.
Kami bertiga, dengan selamat berhasil menjejakkan kaki di UNY, Alhamdulillah belum datang bisnya. Aneh sih Aneh, bayangkan, tiga makhluk aneh yang mengandalkan ukhuwah se-iman, tiba-tiba berpenampakan di rombongan Jogja. “Siapa namanya, mbak?” “Oh, Siti dari ITS Surabaya.” “Hah, Surabaya? Beneran? Koq Bisa?” “haha, iya habis pimnas. Jadi stripping Surabaya-Jogja-Bandung, hahahaha” “Wah, subhanallah, yah..” “hehe, iya tapi rempong”
Malam itu, iya malam hari, ikhwan akhwat Jogja dan sekitarnya berangkat menggunakan tiga bis kecil kampus UNY menempuh jalur darat. Nice experiences! Bertemu dengan kawan baru dari Jogja, yang awalnya cuma tahu nomor ponselnya saja. “Mbak Rahma UNY itu yang mana ya?” “Kalo mbak Wening UGM?” “Wah, anak UGM minta dijemput, hehe.” Wah, arek UGM ini koq manja ya? Batinku. Hehehe, peace yakk.. Gpp lah, biar tahu dalamnya UGM.
Mungkin akhwatnya yang overload di bis satu hingga saya dan lima orang akhwat lainnya di bis dua duduk di belakang para ikhwan. Jiahh.. ya wis lah.. Ga kenal dan tidak terkenal koq aku, lagipula bukan orang Jogja. Setelah sampai di depan Psikologi UGM, rombongan UGM berdatangan, wuih ternyata mereka bawa pesanan jaket satu karung besar, dan diletakkan di dekat tempat dudukku serta memblokir pintu belakang bis dua. Tidurlah sudah… “Afwan, ini ikhwannya kurang tempat duduk dua lagi. Nah, kalo bisa ada satu akhwat yang pindah ke bis satu.” Satu akhwatnya lagi (yang duduk di sampingku) gabung di jok belakang bis yang memang untuk lima orang, namun hanya diduduki empat saja.
Mbantin: “Wah, harus pindah ini.” Apalagi teman samping tempat dudukku sudah berkoar “masak pindah lagi”. Ya sudah. “Kalo begitu, keluarin barang-barang (yang memblokir pintu belakang bis), saya yang pindah,” ujarku dengan heroiknya. Hehe.. jam berapa ini belum berangkat juga, waduh jam 10 malam.. Bis satu. Wuusss.. koq sepi banget ya, nih akhwat-akhwat ekspresinya tegang semua, apalagi didukung dengan temaramnya lampu bis. Pas banget. Beda jauh dengan bis dua yang dominan ikhwan, gaduh khas ikhwan. “Asik, dapat tempat depan dan luas lagi..” ini hikmah pindah bis, hehe.. Bismillah berangkat.
Pyaarr… hmm. “apaan yah?” setengah sadar membuka mata setelah tidur di bis koq ada suara kaca pecah. Kaca apa yang pecah? “Ada yang mbalang (pecahin) kaca bisku!” seru sang supir saat menelpon teman supir bisa yang lain.” Masih di daerah Wates, Jogja, dua bis dengan sengaja dilempar dengan botol kratindeng malam hari. Masih untung bis satu yang kutumpangi pecah kaca kecil yang dekat supir. Naas bis tiga, kaca yang pecah di area penumpang, kaca yang besar. Adrenalin langsung terpacu. Bagaimana bisa ini terjadi? Bis yang sama, di kurun waktu yang sama, apa motif mereka? Sungguh sangat mencekam sekali #4L4Y.com. Siapa yang tidak takut? Hampir tengah malam ada yang melempar kaca bis dengan botol. Kurang kerjaan sekali. Munajat-munajat. Semoga selamat sampai Bandung. Sekilas, kaca bis tiga direkatkan dengan isolasi macam jaring laba-laba. Semoga Allah membalas mereka dengan setimpal, #doaorangyangteraniaya.
Setelah bermanuver di jalanan mengular Malang Bong yang macet beudz, alhamdulillah selama 15 jam duduk diam di bis sampai juga di Bandung (ditambahi adegan sang supir malah nyasar ke UPI , bukan ke ITB, hummpphh).
“Yak, teman-teman tasnya silakan ditaruh di sebelah sini, silakan solat di Salman.”
Seusai solat tujuh missed calls, sudah waktunya kembali dengan ITS Rempongers. Alhamdulillah, lebih tenang dengan bisa melihat wajah-wajah familiar adik-adik. Bye arek Jogja.. See u next time..
Hari masih berlabel Sabtu, opening IMSS hari Ahad. Jadilah kami menganggur di penginapan. Eh, tidak! Saya salah duga. Ada rapat internal akhwat ITS. Koq masih bisa-bisanya? Hahaha.. salah satu slogan temen saya gini: “Jangan sampai ga tanya atau kosongan waktu IMSS.” Haha, salut deh buat anak ITS! ITS CAK!
Sisi lainnya ini yang GJ (Gak Jelas), diporotin. “Mbak, ayo traktiran.. kan habis pimnas.” Berbahaya bagi dompetku ini. Nasi goreng 8000 rupiah dikalikan delapan akhwat. Hahaha.. “Makasih ya mbak.. Mbak kepala suku..” ada aja julukan baru. Ya itu karena hanya saya yang angkatan 2008 di akhwatnya. Malam itu beneran syuro digelar, tapi juga tidak menutup kemungkinan ada sesi curhat colongan, cerita pemberangkatan rombongan Surabaya (lebih tepatnya dua akhwat ITS yang berdarah-darah) hingga pimnas ITS yang pulang dengan kepala menunduk, nice nite only in Bandung.
Satu kenyataan agak pahit yang harus kuhadapi, saya masih bersama peserta IMSS Nasional dengan agenda nasionalnya, lalu saya tercatat sebagai peserta International Conference IMSS (yang terlantar). Efeknya masih saja harus bawa tas besar waktu ke Sabuga. Oh man..
Maaf ya adik-adik saya belum bisa mendampingi selama di Bandung, saya harus berkumpul dengan peserta IC yang lain. Tapi mana LO saya ya?
Ya, ini baru pemberangkatan saja.
###